Teman: “Nis, ikut kelas inspirasi yuk!”
Saya: Gua mah bukannya kagak mau. Bingung gua mau jelasin apa ke anak SD. Masa gini, “Halo kakak kerja sebagai auditor. Kerjaan kakak adalah kalau ada orang yang bilang punya duit 100 juta, tugas kakak adalah memastikan dia beneran punya duit 100 juta.” Udah, selesai, gitu?
*
Cerita di atas mungkin akan banyak kalian dengar dari mereka yang bekerja sebagai auditor. Mereka yang bekerja sebagai auditor umumnya kuliah di jurusan akuntansi semasa kuliah. Since you all are not elementary students anymore, so I may share some more things.
Akuntansi adalah salah satu cabang dari ilmu ekonomi. Umumnya di beberapa universitas, jurusan Akuntansi berada dalam naungan Fakultas Ekonomi. Di masa saya dulu (kayaknya sekarang juga masih, saya kan belom tua-tua banget), Akuntansi adalah salah satu jurusan favorit, alias banyak peminatnya. Itu berarti juga jurusan ini salah satu dengan passing grade-nya tertinggi dan kelihatan keren. Some of us chose their own choices, some of us tried to be a good kid, some of us were just too young too dumb to realize that choosing a major just because your friend chose it had the same meaning with giving yourself a death sentence. Yes, I am not just making fun of it.
Untuk kalian yang tidak familiar dengan jurusan ini, mari kita mulai dengan definisi akuntansi itu sendiri:
“Accounting is the system of recording and summarizing business and financial transactions and analysing, verifying, and reporting the results.”
Akuntansi juga sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah bisnis bisa dimengerti. Bayangkan saja kalau sedang ke negara lain, mau nyebut kata “makan” aja bisa beda-beda. Nah, Akuntansi ini adalah bahasa universal di dunia bisnis. Jadi kalo kita nyebut aset, semua orang sepaham ini binatang apa yang dimaksud sebenarnya.
Akuntansi selalu dikonotasikan dengan serius dan membosankan. Actually, gak juga. Karena akuntansi adalah bahasa bisnis, nanti dipelajari juga cara-cara mempertahankan argumentasi, ya mirip kayak orang belajar Komunikasi. Iya sih, di semester-semester awal akan ada pelajaran memahami sebuah transaksi, bagaimana cara mencatat transaksi itu, kita sebut apa jenis transaksi tersebut. Ya namanya juga belajar bahasa bisnis, harus belajar kosa katanya dulu.
Semakin ke tingkat atas semakin seru. Kita akan belajar mempertahankan argumen, membandingkan sebuah keadaan dari prinsip dan substansi yang ada, juga mendebat status quo. Karena bisnis berkembang dengan cepat, maka dari sisi keilmuan, ilmu akuntansi gak ada matinya. Setiap kejadian baru dan perkembangan dunia bisnis membawa dampak bagi ilmu akuntansi.
Like I’ve said before, you guys are not an elementary student anymore, so I won’t sugar-coat it.
Jurusan ini membutuhkan kemampuan matematika dasar yang kuat. Kalian juga diharapkan punya kemampuan logika dasar yang baik. Ini akan membantu kalian mempelajari dan memahami sesuatu secara berurutan. Pada dasarnya akuntansi adalah proses yang sistematis, kemampuan logika yang baik akan membantu kalian menemukan pertanyaan penting selama proses belajar. After all, learning is a process, kan? Jadi selama mau berusaha masa sih Tuhan gak ngasih jalan supaya kita bisa.
Bicara soal prospek kerja, apa sih yang gak butuh ekonomi? Mulai dari dagang bakso sampai investasi yang aneh-aneh butuh ilmu ekonomi. Siapa yang akan mengkomunikasikan semua bisnis itu kalau bukan mereka yang punya ilmu akuntansi? Nah karena banyak yang menganggap kuliah akuntansi cuma berhubungan dengan angka dan kalkulator, sebagian orang menganggap prospek kerja dari jurusan ini juga membosankan. Gak bohong sih, pekerjaannya akan banyak menghabiskan waktu di depan laptop dan buka Microsoft Excel. Tapi banyak opsi untuk memilih pekerjaan yang menarik.
Kalau memilih bekerja jadi cost accountant di perusahaan, kalian bakal ngurusin rencana ke depan mau jualan apa, targetnya gimana, dan harus banyak interaksi sama orang operasional. Kalian bakal melihat gimana sebuah proses produksi dijalankan, gimana proses jualannya. Buat yang berpikir untuk bisa buka bisnis sendiri kelak, ini akan jadi pekerjaan dengan pengalaman berharga.
Buat mereka yang masih haus ilmu dan lihat gimana aplikasi dari teori yang dipelajari pas kuliah, auditor mungkin profesi yang tepat. Yes, akan ada masa-masa sibuk, pengen pulang, kangen mamah, kangen kasur. Yet, you will find all moments that life could offer, the tragedy, the comedy, the chemistry. Mulai dari diomelin klien sampe dijodohin sama anak klien. Mulai dari seharian cuma buka portal berita online sampai gak tahu berita kalau ada lagu judulnya Pusing Kepala Barbie. Mulai dari masuk hotel mewah sampai lemari pendingin. Mulai dari naik forklift sampai naik Alphard, semua cerita itu ditawarkan dari pekerjaan ini.
Capek denger kasus korupsi? Bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan bisa jadi opsi membuat perbedaan untuk negeri ini. Atau lebih suka sharing ilmu buat generasi mendatang? Sedikit sekali anak jurusan akuntansi yang memilih jadi akademisi. Kebanyakan memilih jadi praktisi, sehingga kesempatan menjadi akademisi/dosen masih sangat baik menurut saya.
After all, life is hard. You don’t need to live it for others.
(*)
Annisa Padmasari | @nisa_1503
Accounting, Universitas Indonesia